Minggu, 03 Maret 2013

Teknologi garis gawang sepak bola

(Inggrisgoal-line technology disingkat GLT), merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menentukan bilamana bola telah sepenuhnya melewati garis gawang dengan bantuan berbagai perangkat elektronik dan pada saat yang sama membantu wasit dalam menyatakan sebuah gol telah terjadi atau tidak. GLT tidak ditujukan untuk menggantikan peran wasit dan para hakim garis, namun lebih membantu mereka dalam membuat keputusan di lapangan pertandingan. GLT harus memberikan sebuah indikasi yang jelas mengenai apakah bola telah sepenuhnya melewati garis gawang dan informasi ini nantinya berperan untuk membantu wasit dalam membuat keputusan akhir.  Dilatarbelakangi oleh beberapa keputusan kontroversial pada sejumlah pertandingan Liga Utama InggrisPiala Dunia FIFA 2010, dan Euro 2012, FIFA (yang sebelumnya menolak penggunaan teknologi ini) melakukan pengujian terhadap beberapa kandidat potensial untuk teknologi garis gawang. Sembilan buah sistem diuji pada  awal, namun hanya dua buah sistem bertahan.
                                                                                                                                                                                            
Teknologi garis gawang akan diuji di Stadion Wembley saat Inggris menjadi tuan rumah Belgia pada hari Sabtu, 2 Juknologi Hawk-Eye akan dimasukkan melalui langkah oleh EMPA penguji independen selama terjual habis internasional, yang akhir persiapan Three Lions 'game untuk UEFA EURO 2012. Fixture berikut dari tes sebelumnya selama Hampshire FA Senior final Piala di Stadion St Mary di Southampton pada tanggal 16 Mei.ni 2013.londo-godong.blogspot.com

Senin, 15 Oktober 2012

NBL Indonesia

Dian Heryadi Kini Milik CLS Knight Surabaya






Menghadapi Preseason Tournament 2012 dan NBL Indonesia  2012-2013, Tim CLS Knights Good Day melakukan beberapa perubahan yang cukup signifikan.
Perubahan pertama yang dilakukan adalah pada posisi General Manager (GM), yang mana mantan Kepala Pelatih CLS Knights di musim lalu, Risdianto Roeslan, mengisi posisi GM ini. Beliau juga merangkap posisi GM untuk Tim Surabaya Fever, yang juga berada di bawah manajemen yang sama dengan CLS Knights.
Dengan kosongnya posisi Kepala Pelatih yang ditinggalkan oleh Risdianto Roeslan, CLS Knights merekrut Eduard Vergeire dari Filipina untuk mengisi Jabatan tersebut. Coach Eduard Vergeire adalah mantan Pelatih Nasional Filipina di era akhir tahun 90an.
Di sisi Pemain, CLS Knights kehilangan Agustinus Indrajaya, yang telah memutuskan untuk pensiun dini, karena kondisi orang tuanya yang sudah sakit-sakitan sehingga mengharuskan dia untuk segera melanjutkan usaha keluarganya.
Tanpa Indra, posisi big man CLS Knights menjadi cukup rawan. Untuk menutupi kendala itu manajemen melakukan deal trade pemain dengan mengirimkan Elia Bukit ke Hangtuah Sumsel dan mendatangkan Dian Heryadi ke CLS Knights.
Dian Heryadi diharapkan bukan sekedar dapat mengisi kekosongan dengan hilangnya Indrajaya, tapi juga menjadi motor di posisi big man bagi CLS Knights. Dua musim terakhir bersama Hangtuah, Dian Heryadi menunjukan performa yang sangat impresif. Dua kali berturut-turut menjadi All Star NBL Indonesia, bahkan meraih penghargaan sebagairebounder terbaik dua musim lalu. Di musim lalu Dian Heryadi juga sangat produktif dan masih terdaftar sebagai salah satu big man terbaik di NBL Indonesia.